Malam minggu yang indah. Dua sejoli sedang menikmati hidangan disebuah restoran di daerah Ulak Karang, Padang. Tepatnya restoran Kubang. Mereka memesan masing – masing martabak mesir, dan mereka sedang menikmatinya sekarang.
Eki dan sifa, keduanya berkenalan 3 bulang yang lalu melalui seorag teman yang mengadakan acara dirumahnya. 3 bulan berkenalan hubungan mereka sudah bisa dikatakan dekat. Bahkan Eki sperti tak mau jauh dari Sifa.
Tidak sampai habis Eki memakan martabak mesirnya, ia menaruh sendok dan garpu perlahan di bibir piring. Wajahnya mulai memerah dan nafasnya berat.
“Fa, aku boleh tanya ngak?.” Tanya Eki sambil melipat tanganya di atas meja.
“Hm, hm, boleh tanya apa?.” Sifa mengangguk sambari menyuapi potongan kecil martabak ke dalam mulutnya.
Lalu suasana berubah menjadi hening, Eki yang berada di depan Sifa tak mampu melontarkan kata. Eki hanya termenung dengan tatapan kosongnya. Tak bergeming sedikitpun, Sifa menoleh ke arah Eki.
“Hei ek, ada apa? Bilang lah sama Aku kalo Kamu ada masalah Ek.” Sifa melakukan posisi yang sama dengan Eki.
Eki terbangun dari lamunan, tatapanya beralih ke dalam mata Sifa.
Hening,
“kalo Aku lebih cepat darinya mungkin Kita udah jadian ya Fa...?.”
“Ek Ek, sudahlah jangan dibahas lagi... Kamu tu sahabat Aku ek...!”
Eki tak mengerti dengan alasan yang diberikan Sifa. Dalam batinya, semudah itukah menyebutku sahabatnya. Padahal Aku dan Sifa baru kenal 3 bulan. Dan bagaimana kah Aku bisa Menyatakan bahwa Aku mencintainya dalam waktu 3 bulan.
“Ta, tapi... Aku rela Jadi yang kedua Fa...!!.” Eki mencoba memastikan perasaanya.
“Ok, ini masalah 2 minggu yang lalu, kenapa kamu masih ngotot juga sih Ek???.” Alis mata Sifa bertemu. “Kamu yang bilang kemarin, sebenarnya kamu ngak tau perasaan Kamu ke Aku kan ek?.”
“Bener Fa, tapi perasaan ini lain Fa, Aku takut kehilangan Kamu Fa,...!!”
“Aku tau Kamu bakalan bahas masalah ini, Rido lagi diluar kota sekarang. Dan aku mohon jangan bahas masalah ini lagi.....!!” Sifa menyentuhkan telunjuknya diatas meja.
“Jadi Kamu anggap ini masalah..?.”
“ Aku udah jadi milik Rido... Ek mengertilah!!!”
“Oh.... baiklah...” eki menunduk dan mulai memegang garpu dan sendok kembali, memotong kecil sisa martabak yang cukup besar tadi.
Keadaan seperti tidak terjadi apa – apa. Mereka saling menikmati martabak mereka masing - masing, tapi dengan cara sedikit menundukan kepala.
Eki tetap mengantar Sifa kembali ke kosan. Sesampainya di sana, eki memanggil Sifa yang telah berada dibalik pagar. “Sifaaaa... walau Kita ngak jadian, Kita masih bisa berteman bukan??.” Tanya Eki sembari tersenyum ragu.
Sifa tersenyum indah, dan berbalik menuju pintu kosanya. Setelah ia masuk tak ada tanda apapun yang tersirat. Eki kembali pulang, menatap langit – langit kamarnya berjam – jam pada malam itu.
Di kamarnya, Sifa menangis sendu. “Aku suka sama Kamu Ek.... tapi kamu itu mantan temen Aku ek...” ucapan Sifa terdengar dari ruang tengah, semua penghuni kosan hanya terdiam dan tak bergeming, walaupun pada saat itu mereka sedang menyaksikan acara PAS Mantap.
Keesokan harinya tidak ada Eki, dan keesokan harinya Eki tetap tidak ada, dan seterusnya.
Dan disetiap harinya Sifa berdoa agar Eki dalam keadaan baik.
Eki dan sifa, keduanya berkenalan 3 bulang yang lalu melalui seorag teman yang mengadakan acara dirumahnya. 3 bulan berkenalan hubungan mereka sudah bisa dikatakan dekat. Bahkan Eki sperti tak mau jauh dari Sifa.
Tidak sampai habis Eki memakan martabak mesirnya, ia menaruh sendok dan garpu perlahan di bibir piring. Wajahnya mulai memerah dan nafasnya berat.
“Fa, aku boleh tanya ngak?.” Tanya Eki sambil melipat tanganya di atas meja.
“Hm, hm, boleh tanya apa?.” Sifa mengangguk sambari menyuapi potongan kecil martabak ke dalam mulutnya.
Lalu suasana berubah menjadi hening, Eki yang berada di depan Sifa tak mampu melontarkan kata. Eki hanya termenung dengan tatapan kosongnya. Tak bergeming sedikitpun, Sifa menoleh ke arah Eki.
“Hei ek, ada apa? Bilang lah sama Aku kalo Kamu ada masalah Ek.” Sifa melakukan posisi yang sama dengan Eki.
Eki terbangun dari lamunan, tatapanya beralih ke dalam mata Sifa.
Hening,
“kalo Aku lebih cepat darinya mungkin Kita udah jadian ya Fa...?.”
“Ek Ek, sudahlah jangan dibahas lagi... Kamu tu sahabat Aku ek...!”
Eki tak mengerti dengan alasan yang diberikan Sifa. Dalam batinya, semudah itukah menyebutku sahabatnya. Padahal Aku dan Sifa baru kenal 3 bulan. Dan bagaimana kah Aku bisa Menyatakan bahwa Aku mencintainya dalam waktu 3 bulan.
“Ta, tapi... Aku rela Jadi yang kedua Fa...!!.” Eki mencoba memastikan perasaanya.
“Ok, ini masalah 2 minggu yang lalu, kenapa kamu masih ngotot juga sih Ek???.” Alis mata Sifa bertemu. “Kamu yang bilang kemarin, sebenarnya kamu ngak tau perasaan Kamu ke Aku kan ek?.”
“Bener Fa, tapi perasaan ini lain Fa, Aku takut kehilangan Kamu Fa,...!!”
“Aku tau Kamu bakalan bahas masalah ini, Rido lagi diluar kota sekarang. Dan aku mohon jangan bahas masalah ini lagi.....!!” Sifa menyentuhkan telunjuknya diatas meja.
“Jadi Kamu anggap ini masalah..?.”
“ Aku udah jadi milik Rido... Ek mengertilah!!!”
“Oh.... baiklah...” eki menunduk dan mulai memegang garpu dan sendok kembali, memotong kecil sisa martabak yang cukup besar tadi.
Keadaan seperti tidak terjadi apa – apa. Mereka saling menikmati martabak mereka masing - masing, tapi dengan cara sedikit menundukan kepala.
Eki tetap mengantar Sifa kembali ke kosan. Sesampainya di sana, eki memanggil Sifa yang telah berada dibalik pagar. “Sifaaaa... walau Kita ngak jadian, Kita masih bisa berteman bukan??.” Tanya Eki sembari tersenyum ragu.
Sifa tersenyum indah, dan berbalik menuju pintu kosanya. Setelah ia masuk tak ada tanda apapun yang tersirat. Eki kembali pulang, menatap langit – langit kamarnya berjam – jam pada malam itu.
Di kamarnya, Sifa menangis sendu. “Aku suka sama Kamu Ek.... tapi kamu itu mantan temen Aku ek...” ucapan Sifa terdengar dari ruang tengah, semua penghuni kosan hanya terdiam dan tak bergeming, walaupun pada saat itu mereka sedang menyaksikan acara PAS Mantap.
Keesokan harinya tidak ada Eki, dan keesokan harinya Eki tetap tidak ada, dan seterusnya.
Dan disetiap harinya Sifa berdoa agar Eki dalam keadaan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar