Satu tahun sudah aku tinggal dikediamanku ini. sebelumnya
aku mencoba keluar dari rumah mencari apa yang belumku temukan, tepatnya
setelah lulus dari sekolah menengah kejuruan selama hampir dua tahun. Banyak yang
telah berubah dari lingkungan kediamanku sekarang, dalam lingkup kecilnya yaitu
teman kecilku. Banyak dari mereka yang telah mendapati kehidupan yang sesuai
keinginan mereka, namun ada yang tetap dirumah.
Salah satu temanku, Arp. Panggil saja begitu. Salah sati
dari empat teman masa kecilku. Arp bukanlah orang yang terlalu aktif agak berat
mengarah ke sifat penakut. Beralih kepada tiga teman kecilku yang lain. Satu sudah
menemukan universitas idamanya, satu sudah pergi melintas keluar negeri untuk
melanjutkan sekolah. dan satunya lagi dan yang paling dekat denganku masih
dirumah dengan hobi game online nya. Ketiga temanku yang lain ini mungkin
akanku ceritakan dilain postingan. Jika aku lupa untuk membuatkan ceritanya
untuk blog ini alangkah sekiranya pembaca mengingatkan.
Kembali kepada satu temanku yang bernama Arp tadi. Sekarang Ia
masih tinggal tepatnya disebelah rumahku, berjarak dua rumah diantaranya. Anak pertama
dari seorang ayah yang menyandang predikat anak tunggal dari nenek dan kakek Arp. Arp memiliki
sepasang saudara dibawahnya. Tidak terlalu mencolok dalam bidang pendidikan. Tapi
adiknya sibungsu perempuan terlihat mengenakan seragam SMP lewat di depan
kediamanku dengan rapi, karena aku jarang bisa bangun pagi jadilah aku
melihatnya tidak terlalu sering.
Hari ini. aku bertemu denganya Arp, setelah beberapa kali
menghindar dengan alasan ada yang harus aku kerjakan dirumah. Arp bercerita
bahwa dirinya mempunyai semacam kekuatan gaib yang hanya dilihat oleh dirinya
sendiri.
“Mungkin kamu tidak akan percaya, ditanganku terlihat bentuk
semacam api. Seperti kumpulan tenaga.” Ceritanya, sembari berjalan beriringan
dengan Arp.
Aku sedikit tidak percaya, tapi adakalanya apa yang Arp
beritahu itu benar. Aku pernah mendengar beberapa cerita gaid mungkin tidak
masuk akal tersebut. Jujur saja aku tidak pernah melihat dengan mata kepalaku
sendiri dengan hal seperti itu dibalik apa yang banyak aku dengar.
Aku tahu dengan tujuan pembicaraan Arp yang mungkin terasa
membual, sikapnya yang agak berubah seperti orang autis. Memberi tahuku dengan
cara gamblang dan kekanak – kanakan. Arp juga pernah bercerita tentang dirinya
sedang mengalami kontak dengan hal gaib, beberapa minggu lalu dipercakapan
teakhirku hingga hari ini.
"Ini serius, mungkin jika kamu tidak percaya aku bisa
mengantarkanmu ke pada seseorang yang aku kenal.” Ujarnya lagi, pembicaraa
semakin mendalam. Sikapnyapun semakin aneh.
Setelah berjalan beriringan aku dan Arp duduk di sebuah pagar
yang tidak terlalu tinggi. Ia menyulut rokok yang ia bawa dikantong celananya. Dan
membaginya denganku. Terlihat tingkahnya yang agak sedikit menurun, mungkin
akibat kecanduan terhadap ciggaret yang berlebihan. Ia mulai bicara kembali dan
mencoba meyakinkanku dengan yang apa ia alami. Aku sedikit mempalingkan wajahku
melihat kerumunan lalu lalang orang di jalanan. Tempat kami duduk tidak terlalu
jauh dari kediaman Aku dan Arp, mungkin sekitak seratus meteran.
Dari asumsiku yang mungkin salah. Arp mengalami kerusakan
pada kepribadian dan pola pikirnya. Dan aku mulai menyalahkan Ibunya yang
selama ini merawatnya, karena idak memperhatikan kebutuhan dari anaknya Arp. Sungguh
dilema keluarga yang tidak masuk akal bagiku. Padahal Nenek Arp adalah
pengusaha peternakan yang lumayan sukses. Mereka bisa memberikan apapun yang
dibutuhkan Arp dan adik – adiknya. Mungkin bagi Nenek dan Kakaek Arp yang
mempunyai anak tunggal yaitu ayah Arp tidak memakan kebutuhan finansial yang
terlalu mencolok. Apalah daya Arp sahabat kecilku mengalami hidup yang rusak
akibat kesalahan dari metode pendidikan anak dalam rumah.
Kalau dilihat dari kegiatan masa kecilku bersama Arp, wajar
sama seperti anak lainya. Pernah bolos, bermain terlalu jauh, hinga mencuri
jambu milik tetangga dan lainya. Dan saat ini Arp terlihat ketergantungan
dengan cigaret dan gadget yang membuatnya tetap diam untuk beberapa waktu.
Dari keseluruhan apa yang disampaikan oleh Arp hari ini
tidak terlalu Aku percaya, malah terpikir seperti omong kosong belaka dari
penderita kejiwaan. Entah kenapa Arp begitu antusias dengan hal gaib. Akupun
tidak terlalu banyak bertanya tentang apa yang ia sampaikan, karena takut akan
membuatnya berpikiran jauh dari apa yang sebenarnya tidak harus ia pikirkan.
Begitulah pertemuanku dengan Arp hari ini, yang mungkin
tidak ada inti yang dapat di jabarkan secara siknifikan atas pertemuan. Aku berharap
Arp bisa menjalani harinya dengan baik dan berbicara aneh. Dan juga mulai
memikirkan masa depanya yang mungkin lebih baik dariku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar