Saya bukan mahasiswa baru di kampus Saya saat ini, dan saat
menjadi mahasiswa baru dulu Saya tidak mengikuti 2 acara KBM (Kemah Bakti Mahasiswa).
Ada 2 acara KBM untuk jurusan dan prodi. Saya memiih untuk tidak mengikuti
keduanya karna suatu alasan.
Alasanya simple, karna tidak terlalu membawa manfaat. Mengapa
saya berpikir KBM tersebut tidak membawa manfaat?. Sebelum hari acara dimulai
yaitu kemah jurusan, saya mencari informasi tentang urutan kegiatan dan dari senior
yang dekat dengan Saya. Dari keseluruhan kegiatan tidak ada yang begitu menarik
dan mendatangkan sisi positif. Jadilah Saya tidak mengikuti KBM untuk jurusan.
Setelah KBM tersebut selesai, banyak dari teman2 Saya
mengakatan bahwa kegiatan itu menarik. Saya heran, dan mencari tau dimana letak
menariknya. Dari semua teman seangkatan yang saat itu masih botak - botak benar
bahwasanya kegiatan itu menyenangkan.
Acara yang menyenangkan tersebut adalah bisa berkenalan
dengan mahasiswa seangkatan dan senior, bahwasanya mempunyai kenalan banyak
adalah tujuan yang mereka cari. Saya tau jika memiliki kenalan yang banyak respek
lingkungan kampus terhadap Kita akan meningkat dan informasi seputar kampus-pun
mudah didapat. Berikutnya adalah acara hiburan tentunya, dimana para senior
membuat acara musik dengan mengundang penyanyi. Alunan musik regae dan
dangdut memeriahkan malam penutupan KBM. Acara yang paling memorial adalah makan bareng, yaitu makan dengan satu
tempat bealasan daun pisang. Nasi ditaruh dengan sambal diatas daun pisang yang
disusun memanjang. Kemudian para maba makan tangan berdempetan. dikampus Saya
sampai saat ini kegiatan makan bareng masih tetap dilakukan ketika berkumpul
mengerjakan pameran dan acara sejenis. Karena Saya kuliah di jurusan seni
dengan prodi desain mungkin hal ini memang sudah menjadi budaya tersendiri.
Tidak dipungkiri Sayapun cukup menyesal tidak mengikuti
acara kampus tersebut yang seyogyanya diwajibkan. Ada yang suka dan ada yang
tidak. Teman-teman seangkatan walaupun jumlah tidak terlalu banyak. menyatakan
tidak suka. Alasan mereka adalah tidak mendidik, menghabiskan waktu, dan
lainya. Dari mereka yang tidak setuju pernyataan yang paling mencolok adalah
kegiatan yang aneh. seperti gosok gigi dengan satu sikat bergantian, berbagi
permen karet dari mulut kemulut. Memakan satu biji petai selang 2 jam, menggosok
ketiak teman degan tangan saat berhadapan, dll.
Di KBM berikutnya yang diadakan untuk Prodi saya tidak mau
mengikutinya. Kali ini saya benar mau untuk tidak mnegikuti. Sebelum acara di
mulai para senior menagih maba dengan iuran yang harus dipenuhi, saya mendapat
cacian dari senior karna besikukuh tidam membayar. “oi lu mau bayar ngak?, ini
acar kita untuk kita. Bod** kampre* lu!!!”. Mendengar cacian itu Saya hanya diam
dan pergi dari kelas takut2 Saya dikeroyok, teman teman yang lainpun tidak ada
yang bertindak. Saat itu saya juga bekerja di sebuah advertising di kota saya,
untuk memenuhi biaya hidup dan biaya tugas.
Kembali ke topik. Cerita – cerita dari teman seangkatan
membuat saya benar2 tidak mau untuk mengikuti walapun kantor tempat saya
bekerja telah memberikan izin penuh untuk semua kegiatan perkuliahan, dengan
harus menerima dampat pemotongan gaji dalam waktu kerja. Cerita setelah KBM
prodi hampir sama dengan cerita sebelumnya. Keaadaan sontak berusah menjadi
medan tempur, Saya dan beberapa orang yang sepemikiran, berbeda alasan, menjadi
buronan senior. Untung saya telah mempelajari seluk beluk bangunan kampus
hingga lolos dari senior. Teman – teman seangkatan dari prodi pendidikan dan
desain kedapatan oleh senior, ternayta ada lebih kurang dua puluh mahasiswa. Mereka
disuruh untuk berendam setengah badan di sebuah sungai pembuangan yang terletak
tidak jauh di belakang kampus. Ukuran sungai dengan lebar kira – kira 15 meter,
air yang terkadang hitam pekat menjadi
teman meraka pulang waktu itu. Entah apa
yang terjadi dengan mereka sore itu.
Ada kejadia lain yang terjadi saat PKKMB (perkenalan
kehidupan kampus mahasiswa baru) bagian jurusan. Terjadi baku hantam antar
teman saya dengan senior. Teman saya mengaku di paksa secara tidak menyenangkan
hinnga terjadi baku hantam. Saya pernah melihat teman seangkatan saya ditendang
di depan saya menyulut Saya untuk bicara, “kak, kalo mau ngerapiin jangan
tendang – tendang donk, kasian. Lagian ini udah nyesek banget..” tutur saya
kepada salah seorang senior dalam hiruk pikuk suara yang lain.
Saat ini, semua kejadian tentang KBM tidak terlalu
bermanfaat. Berdalih dari tujuan para senior memnbentuk mental yang kuat
ternayata ada keinginan terselubung. Tak jarang mereka berlaku fisik agar
mereka di segani oleh junior. Itukah yang kita inginkan?. Banyak cara
menjadikan negeri kita ditumbuhi dengan orang2 yang berpikir logis minim
kekerasan. Saya sebagai senior lebih
memilih kata – kata yang membuat mereka percaya diri akan karya dan tujuan
mereka. Saat para junior menemui saya untuk memberikan tanda tangan, saya
membarikan mereka tanpa ada permintaan hanya dengan senyum. Saya percaya bahwa
tindakan tanpa kekerasan terhadap adik2 adik saya akan menjadikan mental mereka kuat.
Saya tidak akan menyita aksesories junior saya, saya lebih
suka mereka menekspresikan diri mereka dengan pa yang sedang mereka inginkan. Itu
keinginan mereka untuk berekspresi, belajar dan berkomunikas, kita para sehior
membimbing dan mngingatkan kenyamanan mereka berada dilingkungan kampus. Hingga
saat mereka mengantikan posisi senior pengalaman2 menyenangkan, kreatif, dan
tanpa kekerasan akan mereka terapkan kepada adik- adik mereka.
Semua unek – unek saya berlandaskan akan ketidak sukaan saya
terhadap kekerasan, kekerasan bagaimana
pun kita menyampaikanya itu tidak akan berhasil membuat orang lain respect.
Bagaimana
kita mengcover para junior agar mereka kreatif, tidak membuat pikiran mereka
sama. Kampus bukan taman kanak untuk bermain dengan ayunan dan perosotan. Kampus
tempat kita mereka untuk berkomunikasi membentuk diri dengan sifat dan karakter
masing – masing.
Jika benar – benar harus tegas, untuk sifat dan perilaku
yang tidak wajar boleh saja. Tetapi tetap tidak dengan kekerasan, memberi
mereka pengertian akan lebih baik. Perilaku tidak wajar terjadi karena banyak
faktor salah satunya kurangnya perhatian.
Soal pengetahuan akan kehidupan kampus para junior akan
lebih nyaman jika mereka dibimbing dengan kegiatan yang menyenagkan, namun tetap
bernilai edukatif. Dari kegiatan yang menyenagkan tiulah mereka mendapati teman
dengan cara yang asyik . tapi yang terjadi dahulu saya dan teman2 yang lainya
dipaksa harus berkenalan. Alhasil tidak akan menjadi pengalaman mengenakan
untuk berkenalan dengan orang lain.
Masihkah KBM diperlukan, terserah jawaban teman –teman pembaca
blog saya. Tapi saya pribadi itu harus di hentikan. Ayo para senior temukan hal
baru dalam membimbing junior kita.
Intinya yang coba saya sampaikan dalam tulisan saya ini
adalah bubar kan budaya KBM Ospek yang telah banyak diberitakan penuh kekerasan
dan memakan korban jiwa. Masih banyak kegiatan kreatif yang kita bisa lakukan
pada adik adik kita.
Salah satu berita di forum yang terjadi lebih kurang dua
bulang yang lalu. klik disini
untuk adik2 yang masih sekolah dan akan beranjak ke
perguruan tinggi tidak perlu cemas dengan apa yang diberitakan, kampus dan
acaranya tidak akan membosankan, dan penuh kekerasan. Jikalau kalian berani
mengemukakan permasalahan dan ide kalian kepada senior.
Sekian cerita dan komentar saya. Saya tidak terlalu baik
dalam menyampaikan apa yang saya coba sampaikan, sudilah teman-teman pembaca
memperbaikinya. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar