+ -

BANNER

BANNER

Rabu, 07 November 2012

FRNDS #1


Pada malam itu aku berjalan, meiringi ketidak pastian hidupku yang mungkin akan berakhir. Saat itu udara dingin mulai menerkamku, cahaya perlahan redup seakan pergi jauh meninggalkan aku. Aku terhanyut dalam irama gemercak air hujan yang juga ikut mengiringi perjalananku. Sepoi sepoi ku sentuh udara yang menerpaku. Akankah aku dapat bebas seperti arah angin yang selalu bebas melalang buana. Saat kakiku mulai tak sanggup berjalan, ketika pandangan ini rebah bak ombak di pantai. Seperti reruntuhan, tubuh ini terhentak ke tanah.


Seketika aku terbangun dalam sebuah kamar tidur. Dengan cahaya terang keluar dari sebuah jendela yang amat besar, saking besarnya sebuah dinding termakan olehnya. Dalam kesunyian itu aku tidak takut karena cahaya ini seakan – akan ada untuk menjagaku. Kemudian aku melihat sebuah pintu putih, sama seperti warna dinding kamar itu. Perlahan aku membuka pintu yang berada tepat di depan jendela yang besar tersebut. Saat aku mulai membuka pintu itu lebar – lebar, aku melihat sekelompok manusia tersenyum kepadaku sambil membawa sebuah kue bulat yang besar.

Makin lama aku perhatikan senyum mereka makin lebar. Haruskah aku terkaget akan hal ini, aku bertanya kepadaku sendiri. Saat yang bersamaan mereka mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Kemudian gerombolan orang – orang yang berjumlah kira – kira 15 orang tadi datang menyerangku. Mereka melilit badanku dengan dekapan hangat dan pelukan mesra. Seketika air mataku menetes tak karuan.

Setelah mereka menyerangku dengan tiba tiba aku kemudian dikelilingi oleh mereka, ada yang memotong kue, ada yang hanya tersenyum, dan ada juga yang berteriak tak jelas. Tak lama setelah kue yang di potong oleh seorang gadis yang rasanya aku kenal, dengan brutal ia menyuapiku dengan sebilah senduk kemulutku. Lalu tanpa aku bisa menghentikanya ia menampar pipiku dengan bibirnya, dengan iringan sura cemburu di belakang. 

Kamipun berdoa, aku yang duduk di atas tempat tidur juga ikut berdoa. Dalam hati aku belum pantas berdoa untuk sebuah kebaikan. Sejenak aku berpikir, aku baru sadar bahwa ini adalah kamar di sebuah rumah sakit, dan orang – orang ini adalah teman – temanku. Diantara mereka terselip seorang gadis, yang telah mengisi hatiku. Ternyata mereka memang memberikan sebuah perhatian yang baik untuk sahabat mereka, tak sepertiku yang mengutuk diriku sendiri atas takdir yang kuterima. Sekarang aku tertawa dalam hati bagai durian runtuh yang kurasakan. Aku lalu berdiri diatas tempat tidur, lalu melompat menuju kawanan teman yang berda di depanku. Kau pasti tidak sanggup melihat muka mereka. Dan akhirnya.. eh tunggu dulu... apakah tadi aku sudah meniup lilin ulang tahunku..?
5 SKIZOID: FRNDS #1 Pada malam itu aku berjalan, meiringi ketidak pastian hidupku yang mungkin akan berakhir. Saat itu udara dingin mulai menerkamku, cahaya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

<