+ -

BANNER

BANNER

Sabtu, 10 November 2012

Rio asta


Sebenarnya cerpen ini tidak ada sambunganya. Dari beberapa teman yang saya poling membacanya dari 3 orang saya mendapat peringatan keras dari tata bahasanya. Bagi yang mengunjungi blog ini merasa terganggu saya mohon maaf. Jika ada komentar mohon di berikan yah... J thank.


Rio asta

Rio seorang anak dekil. Bicara seperti anjing menggonggong, tatapan seperti sebilah angin yang siap mencabut nyawamu kapanpun ia mau. Rio bocah bajingan memukul para preman kampung yang telah menendang seekor anak kucing beramai – ramai. Rio bocah keparat yang mencuri uang ayahnya untuk di berikan kepada bapak sahabatnya ketika ia masuk rumah sakit karena di keroyok preman atau apalah itu, ketika seorang ibuk – ibuk tak tau diri meneriaki sahabatnya seorang pencopet. Padahal sahabatnya itu cuman mengambilkan dompet ibuk tadi yang tercecer. Sahabtnya bernama asta.

Berdua mereka mencari arti hidup yang telah bergelimang dengan racun dan kecongkakan. Asta bukan anak yang baik dimata mereka para bajingan. Mereka selalu usil terhadapnya karena kaki kirinya cacat sejak lahir. Dia asta memang tidak mahir bermain bola tapi ia mahir menyelamatkan bola yang keluar dari lapangan. Seperti anjing ia mengejar bola itu dan melemparnya kembali kepada anak seusianya yang tengah bermain. Bukan terima kasih yang ia dapat, malah cemoohan yang membuatnya tertawa geli hingga sakit perut.

Rio Asta. Begitu mereka memanggilnya. Rio dan asta adalah sahabat yang di temukan oleh 2 sifat yang berbeda dan kehidupan gila yang sama. Mereka saling mengisi satu sama lain. 15 tahun berlalu, sekarang mereka telah hidup dalam uang haram yang mereka gali sebagai kuburan mereka. Sejak mencari aduan hidup dikota besar 10 tahun yang lalu, mereka makin brutal dan telah meniggalkan masa kecil mereka yang terjadi karena ketidak konsistenan orang tua dan lingkungan.
Dikota ini mereka membangun sebuah tempat hiburan malam dan membangun pasar barang haram terselubung. Asta lah yang merencanakan semua itu hingga mereka meraup untung yang sangat besar untuk cukup lebih berkecukupan. Dan Rio sebagai pemulus jalanya Rio si tukang bogem. Tak peernah takut akan hukum dan geng keparat lainya. Mereka berdua menjadi – jadi hingga tak ada yang mereka takuti. Mereka hidup dalam bayang – bayang kenangan masa lalu yang menindas mereka untuk tetap mencari kekuasaan. 

Sekarang tangan mereka kotor akan parjudian, dan pemasokan barang haram. Hingga suatu hari rio yang menemukan arti hidup yang baik. Arti yang hanya dia seorang yang bisa mencari jawabanya. Arti dimana ada kerinduan dan kedamaian. Namun sang sahabat menanyakan dimana kesetiaan sahabatnya itu ketika rio si tukang bogem memilih jalanya sendiri. Asta murka begitu juga dengan rio yang menganggap asta sudah terlalu jauh.
Kini tinggal seorang asta disini tanpa seorang sahabat. ia dibayangi oleh mata – mata merah geng lainya. Di saat rio pergi entah kemana. Sekarang apa yang asta akan lakukan ? tanya ibumu.

5 SKIZOID: Rio asta Sebenarnya cerpen ini tidak ada sambunganya. Dari beberapa teman yang saya poling membacanya dari 3 orang saya mendapat peringatan keras...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

< >