gambar dari :ismasavitri.blogspot.com
hari ini dia tidak berkerja, mengambil beberapa hari untuk
cuti.
Duduk disebuah bangku taman, sambil menyaksikan orang - orang
berolahraga dan menikmati pagi. Dingin pagi itu ditangkalnya dengan dengan
jacket tebal. Dikepalanya terpasang headset, untuk mendengarkan lagu
kesukaanya. Sami, pemuda yang berkeja sebagai karyawan disebuah bank, hari
cutinya digunakan untuk melakukan hal yang ia gemari sedari dulu. Menggambar,
menggores pensil mekanik di sebuah kertas putih berukuran A4 menjadi teman akrabnya
mengusir rasa jemu. Hari ini Ia sengaja mengambil cuti untuk menyampaikan
sesuatu kepada seseorang. Seorang gadis yang telah lama ia perhatikan dari
tempat duduknya saat ini
.
Didepan Sami duduk sekarang, ada jalan semen berukuran lebar
satu meter dengan panjang mengitari taman tersebut. Diatas jalan itu dari arah
kirinya berjarak sekitar seratus meter terlihat gadis yang ia perhatikan
berlari ringan. Selama hampir tiga bulan Sami duduk dikursi itu disetiap akhir
pekanya, setiap itu juga si gadis melewati jalan yang tepat berada di depanya. Rambut
panjang diikat kebelakang, dengan tatapan tajam memperhatikan jalan yang ia
lalui. Tanpa menoleh kearah Sami.
Tap, tap, tap, tap....
Suara langkah gadis itu terdengar mendekat, dan dapat
dipastikan melewati jalan yang ada didepan Sami. Gadis itu berlalu tanpa
menoleh kearahnya. Seketika itu Sami memanggilnya sembari melambaikan tangan
kananya yang masih memegang pensil.
“maaf...” dengan suara agak keras.
Gadis itu terhenti dan menoleh kebelakangnya. Terlihat Sami
yang bangkit dari duduknya berjalan mendekati. Sigadis berbalik arah menghadap Sami,
Ia tercengang tanpa kata.
“ma, maaf... saya Sami dan ingin berkenalan dengan anda.” Sami
memperkenalkan namanya sembari mengulurkan tangan kanannya yang masih memegang
pensil. Sigadis hanya terdiam, pipinya merona merah.
Taka lama kemudian gadis itu menerima jabat tanganya. “saya
Rani, senang berkenalan dengan anda...” gadis itu bernama rani dan tersenyum
kepada karel.
Rani tak beranjak dari tempat ia berdiri. Rani terlihat
menunggu kata – kata berikutnya dari Sami. Sami sedikit terdiam memikirkan
kalimat selanjutnya yang akan ia lontarkan. “saya sudah selesai jogging pagi
ini...” tutur rani ringan.
“hmm... kalo begitu bagaimana kalo istirahat sejenak dan
duduk bersama Saya di bangku tadi.” Tanya Sami.
“boleh juga...” mereka berjalan kearah bangku yang diduduki Sami
tadi.
“saya perhatikan Rani setiap akhir pekan berolahraga
ditaman, apakah jogingnya tiapa hari...?” tanya Sami, dan memberikan sebotol
air putih kepada Rani dari tas yang ia bawa.
“Dari mana kamu tau saya tidak membawa air minum..? yap,
setiap akhir pekan. Hari ini saya ambil cuti untuk sekedar berlibur dan
membersihkan kontrakan... apakah kamu juga duduk disini setiap hari...?” jawab
rani sembari membuka tutup botol.
“sejak tiga bulan yang lalu...” Rani sedikit terkejut dan
kemudian tersipu. “oh iya?? Saya juga lagi cuti untuk beberapa hari... duduk
disini hanya hari ini selain akhir pekan. apakah ini sebuah kebetulan.” Tambah Sami.
“sebenarnya....” rani manjawab pelan.
“saya ingin berkenalan dengan seseorang.” Jawaban mereka
serentak.
Disanalah awal perkanalan mereka. Kemudian percakapanpun berlanjut, untuk
beberapa hari cuti kedepan mereka merencakana kegiatan untuk pergi bersama. Mungkin
cerita diatas berbanding sejuta kemungkinan untuk terjadi di dunia nyata, dan
bisa saja terjadi mungkin. Dua hati yang saling bertemu dari sebuah perkenalan,
dan action untuk melakukan itu. Tidak mudah membuat keputusan untuk melakukan
hal yang mungkin akan menimbulkan gemetaran dan kekecewaan. Tapi dalam cerita
diatas karel dan rani sudah menerima jikalau keputusan untuk bertemu dan
berkenalan gagal dan kacau. Mereka menerima. Dan bagaimana jika kegalalan dan
kekacauan terjadi dari invert cerita diatas kepada kita. Selamat pagi... J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar