bersamamu Aku ingin mengisi sejuta rindu
rindu yang tlah lama Aku simpan
yang Aku simpan di sebuah kotak
kotak yang aku sebut Hati
Bersamamu sampaikan salamku
Salam yang tak pernah Ia dengar lagi
Salam yang tak mungkin bisa Aku ucap lagi
Salam untuknya.
Bersamamu Aku ingin pergi
Pergi menyunjunginya disana
Di istana miliknya
Istana yang tak pernah Aku kunjungi
Aku ingin engkau angin
Menerpa dirinya dengan lembut
Membawa aura cinta yang kutitip bersamamu
Pergilah, pergilah angin
tangisan menjalar dari sebuah ruang rawat rumah sakit.
“Aira kenapa kamu menangis..?” tanya seorang perawat
kepadanya.
“hiks... hiks... saya tidak bisa bertemu denganya bahkan
untuk melihat wajahnya lagi...” Aira menangis. Tubuhnya terbujur kaku, sesekali
bergetar menandakan Aira berjuang untuk bisa bergerak.
“tenanglah sayang Rendi sudah berada ditempatnya sekarang.
Dia melihatmu dan merasakan apa yang kamu rasakan sekarang...” perawat itu
memeluk tubuh Aira, mencoba menenagkanya.
Aira, berlinang dengan aira mata yang tak pernah sanggup ia
tahan. “Setahun saya disini dan tak pernah mengunjungi makmnya...” ucap Aira
tertatih sadu.
Dekapan sang perawat makin erat, seakan ia merasakan apa
yang Aira Rasakan. “Sungguh tragis, seandainya kecelakaan itu tak pernah
terjadi.” Serta rintihan dalam hati sang perawat. “Saya dan Orang tuamu tau apa
yang Kamu inginkan... kita hanya perlu menyembuhkanmu, tak lama lagi...”
... END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar