istrst.
Aku terus memutar gas motorku perlahan dan penahanya tepat
disitu. Aku terus berpikir apakah yang aku cari dalam hidupku, saat saat yang
sangat menyepi ini. Kadang membuatku hidup dalam perasaan yang menginginkan
sesuatu.
Seorang teman mengatakan padaku bahwa yang Aku cari adalah
seseorang, seorang yang dekat dan tempat berbagi kluh kesahmu. Dan Aku berpikir
untuk apa, namun Ia membantah akan hal itu. Sebab tidak mungkin kau bisa
berbagi kepada setiap orang. Bahakan dengan sahabatmu, dan ini bukanlah sesuatu
yang mendasar dalam pemahaman sesama laki – laki.
Ia terus berkata kepada diriku, sebernya ia telah bosan
mendangar keluh kesahku yang bahkan tak ingin ia dengar. Ia meneruskan
seharusnya aku tidak mencaritakanya kepadanya, namun kepada seseorang yang
menjadi pilhanku. Aku berpikir apakah yang ia inginkan, dan apakah yang sedah
ia sampaikan. Teringat sesuatu berambut
panjang dan memiliki sesuatu yang tidak aku miliki.
Perempuan, aku mencoba menebak. Ia membantah lagi, dan
menyebutku kutu buku sambil tersenyum saat bibir gelas akan menyentuh bibrnya.
Setelah ia menyelesaikan tegukan terakhirnya, ia menyebut “Kekasih”. Tepatnya ia mengoreksi kata yang
aku daptkan, kerena teman – temanku yang lain selain laki – laki juga perempuan.
Ia mencoba berbisik kepadaku, lalu ia mengatakan bahwa kopi
yang sedang ada di mejaku adalah minuman orang jomblo. Bahkan orang tua yang
sedang sendirian pun meminumnya. Bahakan anak muda lainya meminum jus jeruk,
apel, manga, atau apalah itu.
Aku berpikir sebenarnya siapakh yang sedang kesepian teman
baikku atau aku. Seperti itu lah cerita singkatku bersama seorang teman di
sebuah kedai kopi. Kadang kami membhas sesuatu yang terlalu bertele tele hingga
larut malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar