+ -

BANNER

BANNER

Senin, 22 September 2014

My Friend "T"






My friend T

Dulu gue pernah cerita tentang teman masa kecil gue, dan gue juga bilang kalo bakal nyeritain yang berikutnya. Yap, yang berikutnya adalah T, panggil saja begitu. Anak tunggal dari sepasang pengusaha. Ayahnya adalah seorang pengusaha jual beli mobil di ibu kota, dan ibunya adalah seorang pengusaha di bidang fashion. Begitu cetia kedua orang tuanya, yang gue tau. Sama seperti gue, yang orang tuanya bercerai saat dia masih kecil. Sejak saat itu entah kenapa t tinggal bersama ibunya. Rumahnya tak jauh dari rumah gue, sekitar seratus meteran.  

Gw mengenal T sejak ia pindah kesekolah gue, SD. Dari anak ini gue tau bagaimana sebuah komputer memainkan game yang asyik. Kami berteman akrab, banyak yang kami lalui bersama. Mulai dari memanjak puncak mesjid hingga kami bisa melihat seluruh kota Padang tanpa hambatan. Hingga kami beradu jotos satu sama lainya. 

T adalah anak tungga dari ibunya, tak heran kalo semua keinginannya diikuti oleh sang ibu. Saat gue berhasil lolos di SMP negeri yang kami inginkan, sayangnya T tidak lolos. Entah kenapa tak berselang waktu lama bersekolah aku juga melihat T di sekolah yang sama. Mulai saat SMP gue dan T jarang bercakap-cakap. Mungkin dikarenakan banyaknya kelas dan menemukan teman-teman baru. Benar saja T sering kulihat bersama-sama dengan anak-anak dari kelas lainya. Sedangkan gue kebanyakan berteman dengan anak-anak nakal dan sering duduk di kedai luar sekolah. walauppun begitu nakalnya mereka, sekarang kulihat banyak yang berhasil.

Putus komunikasi, begitulah gw dan T saat kami sudah beranjak ke kelas dua SMP, kelas kamipun tak pernah sama. Hingga gw lulus, dan bersekolah di SMK negeri kamipun tak pernah bertemu lagi. Saat itu gue dengar T memilih sekolah swasta ternama dimana banyak alumni SMP kami bersekolah disana. 

Dulu kami sering bercerita dan bertukar mimpi masa depan, melalang buana kemanapun kami mau. Gue masih ingat kejadian sebelum kelulusan SD dahulu. Ketika kerenggangan itu berawal. Namanya saja bocah komplek-an, banyak yang sebaya dengan gue pada waktu itu. Dan kami lebih sering bermain diluar rumah dari pada di depan komputer ataupun Smartphone, ya, karena dua benda tersebut belum terlalu menjamur dan teknologinyapun masih  jauh tertinggal. Gue ingat ketika itu semuanya sedang bermain semba lakon, salah satu permainan yang cukup populer di daerah gue. Dimana semua anak yang bermain di bagi menjadi dua kelompok dan salah satu kelompok mengejar kelompok lainya hingga terkumpul. Entah kenapa waktu itu gue dan T cekcok hal (yang ternyata gue lupa), biasanya T selalu sekelompok denganku. Ternyata pertikaian membuatnya brutal dan menerjang gue. Dimalam itu juga gue-pun beradu jotos. Untung tiada yang terluka. 

Ternyata kejadian itu di ketahui oleh taci (begitu gue menyapa ibunya T). Anak semata wayangnya berkelahi dengan temain baiknya. Setelah kejadian itu gue jarang keluar rumah dan  T-pun juga begitu. Dan Masih ingat dengan Arp?, ya Arp berada saat kejadian itu.  Ia sempat melerai, kelakuan kekana-kanakan itu tetap berjadi.

Sekarang T tak pernah lagi gue lihat, walaupun sepulang kuliah pasti melalui depan rumahnya. Yang ada hanya ibunya. Dulu gue pernah mendengar dari T saat masih SMA bahwa ia akan bersama ayahnya. Mungkin saja T telah bersama ayahnya saat ini. 

Begitu banyak kejadian bersama T saat masih bocah-bocah dahulu. Memori masa kecil yang tak pernah terlupakan, malu dan geli bercampur ketika mengenang masa-masa itu. Setiap orang punya jalan ceritanya sendiri. Dan sekarang gue mempunyai kawan-kawan yang telah gue anggap saudara sendiri. Simpah dan kenanglah masa lalumu walaupun bagus ataupun jelek, tapi jangan menetap didalamnya.
5 SKIZOID: September 2014 My friend T Dulu gue pernah cerita tentang teman masa kecil gue, dan gue juga bilang kalo bakal nyeritain yang berikutnya. Y...
< >