+ -

BANNER

BANNER

Rabu, 21 September 2022

Bon Chilli Damante El Toro!


 

    Kali ini saya akan menceritakan hal-hal yang sangat pedas. Ya, sepedas perlakuan pemerintah kepada rakyat kecil, menestakan air mata hingga membuat perut terombang ambing dalam cairan mencret. Bentuknya seperti bubuk tidak halus namun tidak kasar juga, tendangan rasa pedasnya sangat terasa mengiris lambung.

    Sebenarnya memasak bagi saya adalah hal yang rileksasi, membuang semua keluh kesah pekerjaan dan melupakan pedih ide-ide tulisan yang tidak pernah tereksekusi. Bedanya sekarang, saya dapat dengan leluasa memasak. Dahulu, sejak tinggal bersama nenek, jangankan menghidupkan kompor dekat-dekat dengan kompor saja langsung di delegasikan untk menjauh, takut-takut kompor gas tersebut meleduk karena ulah saya. Walupun hanya sekedar memasak telur goreng hingga nasi goreng keleluasaan tersebut cukup membantu untuk sejenak lepas dari pekerjaan. Saat memasak pun saya membayangkan series Habinal Lecter mengaduk-aduk sedikit minyak zaitun dengan bawang bombai yang telah dipotong dengan irisan yang sama besar, sungguh pemandangan yang sangat cantik dimata saya. Tentunya cara serta bahan memasak berbeda jauh antara saya dan Habinal.

    Dahulu saat tinggal di Jogja, saya membeli sebuah kompor kemping kecil demi memuaskan hasrat memasak serta menghindari runtuhnya perekonomian internal karena UMR jogja yang hampir sama dengan Padang. Starterpack acara memasak lengkap dengan mudahnya membeli gas kemping di indomaret, alfamart dan circle yang menjamur disekitar kosan. Jadilah kegiatan masak memasak terjalin setiap sepulang kerja. Mie rebus + telor atau hanya sekedar telur dadar dengan margarin menjadi pengisi perut sesuai selera kaum proletar seperti saya. Namun hal yang mengejutkan, tetap tidak signifikan menghemat pengeluaran akibat UMR yang kecil, sedih/.

    Kerja, eh. Masak - masak - masak...
    Tetapi tidak dapat mengalahkan enaknya makan di angkringan depan kosan!.

    Sebagai orang padang, yang telah di marking sebagai pecinta pedas. Setiap memasak saya selalu merindukan pedasnya cebe pilihan yang dibesarkan seperti anak sendiri hingga sarjana. Timbulah pikiran untuk mencari alternatif bahan tersebut. Ya, Merica! bukan... Bon Chilli Damante El Toro! alias Bon Cabe. Sebelum tulisan ini dilanjutkan saya akan sediti meng klarifikasi, Bahwa tulisan ini bukan iklan atau endorsement. Walaupun kalian akan tetap senang jikalau tulisan ini iklan atau endors. Well, Akhirnya saya mencoba-coba untuk membeli BC (seterusnya kana di singka BC!) level 10 hingga 30!.

    Awalnya saya mendapatkan BC level 10, memang tidak pedas. Oleh karena itu alam bawah sadar selalu membuat saya menaburi makanan dengan BC level 10 tersebut. Tidak juga terasa pedas!, saya taburi lagi. alih alih menginginkan ke-pedas-an saya pun akhirnya gila diare di pagi harinya. Semua sari kehidupan tumpah ruah ke dalam toilet. Badan terasa lemas sepeti sudah berenang seharian. Demi sebuah ke-pedas-an yang hakiki saya memulai melakukan riset personal ke produk ini. Mayo sachet? skip! enggak enak!. Riset ini didanai oleh diri saya sendiri, tak peduli berapa miliar ratus juta kocek yang saya gelontorkan untuk riset ini untuk menghasilkan kesimpulan yang koheren.

    Cukup Lama kemudian, saya menyimpulkan bahwa BC el toro ini pada level 10 tidak sesuai untuk memenuhi hasrat saya. Walaupun salah seorang teman saya menyatakan bahwa BC level 10 tersebut cukup membuat mulut atas dan bawahnya kocar kacir. Saya tidak peduli, Namun pernyataan itu tetap masuk data riset saya. Berdasarkan Personal Recount, level 10 ini tingkat kepedasan-nya tidak cukup. Tetapi berpengaruh terhadap inner body ketika kuantitasnya terlalu berlebihan. so, level 10 skip!. Akhirnya saya pun berlanjut ke Level 15. BC lvl 15 its begin!.

    Kegiatan masak-memasak berlanjut, BC level 15 pun ditaburi!. Luar biasa! sungguh menakjubkan! rasanya bagi saya sama saja dengan level 10. Cukup mengecewakan, kenapa level 10 dengan 15 tidak terlalu jauh bedanya bagi saya. Eh, kok ini! aduh! pedas juga ternyata!. Diluar dugaaan, ternyata ke-pedas-an datang terlambat, seperti para isilop dalam menumpas kejahatan sekarang ini. Ternyata BC level 15 cukup membuat lidah saya bergetar, dengan hangatnya mie rebus dan telur lumer perpaduan level 15 ini sungguh mengaggumkan, Balance!. Ibaratnya kerja berat dengan satu task, dibayar dengan gaji yang pas, inilah gamabran yang tepat untuk kolabori ini!. Jadi secara emphiris, perpaduan level 15 ini menjadi standar pedas al-ala orang padang bagi saya. Riset besar yang saya lakukan, Mendapatkan kesimpulan. Bahwa level 15 adalah BC dengan tikat pedas yang cukup dengan sedikit saja taburan. Jadi dengan sedikitnya tabur pada makanan kita berarti tingkat hemat pun menjadi meningkat. Tidak percuma riset ini saya lakukan, seharusnya para S3 itu juga membuat riset seperti ini!, toh kan terakhir dibayar juga sama pemerintah.


    Jiwa ke-peda-san saya agak terganggu, tatkala, suatu hari saya menemukan BC level 30!!!!!. Sungguh diluar lanar, ternyata riset saya tidak berakhir pada level sebelumnya. Tentunya karna komitmen, saya langsung mencoba BC level 30 ini. Dengan tindakan dan perlakukan sama seperti kegiatna masak dan makan sebelumnya. Ternyata ini diluar univers saya, saya pun memilih untuk masuk univers baru ini. dengan sedikit taburan tendangan, pukulan dan smash-an BC level 30 ini sangat pedas!. Aduh, botol BC-nya kesengggol lengan dan masuk kedalam mie + telur lumer panas. Sangat tidak elok membuang makanan, toh BC level 30 tidak tertuang banyak. Saya menyuap makanan tersebut ke mulut saya. Walhasil, ini adalah standar baru dalam dunia ke-pedas-an saya. tidak lagi Balance, ada tingkatan yang cukup rasional pada pedas-nya. Tak lama saya menikmati makanan, tiba-tiba pans yang luar biasa membara pedas bergejolak di mulut saya, menjalar ke telingga, perut dan hidung! Sungguh moment yang cukup membuat air mata saya berlinang!, keringat bercucuran, di lengkapi dengan mencret dipagi harinya.

    Akhirnya standar baru tercipta!, layaknya seperti sebuah pengetahuan. Ketika kita tidak pernah mencoba sesatu yang diatas pencapaian kita sebelumnya, tidak akan ada standar baru walaupun kita berhasil ataupun tidak mengalahkanya. Data pada riset ini disimpulkan bahwa, BC level 30 adalag idaman saya. Taburan sedikit dengan rasa yang menonjol akan membuat kita hemat. Namun, dapat di perhatikan dengan seksama bahwa pada level rendah ataupun tinggi tidak perlu menaburkan terlalu banyak BC karna level yang sesuai akan dapat memuaskan lidah kita!. Sebuah kesimpulan yang sangat berguna, terlapas dari berapa bayak biaya dan waktu di gelontorkan untuk riset ini.

    Beberapa tahun kemudian! Tepatnya di kota Bandung, saya mengira kalau riset saya dahulu sudah selesai, ternyata tidak. A New Beningging, riset BC el toro dibuka kembali. Saya pun menganggarkan biaya dan waktu melebihi anggaran sebelumnya. Lebih dari ratussan trilliun dan waktu dua juta tahun cahaya saya persipakan untuk riset ini. Tentunya dengan pengawasan ketat, bahkan niat saya untuk melakukan korupsi-pun akan di bredel oleh pengawasan diri saya sendiri. Sehingga dapat mengalahakan pengwasan suatu negara yang isinya koruptor semua, yang disekolahin beasiswa luar negri pake uang rakyat, balik dari luar negeri malah korupsi lagi!.

BC level MAX 50!

Bandung, cukup dinggin... waktu itu saya pun sudaha dapat memasak nasi dan menggoreng telur ala kadarnya. dengan adanya alat masak di kosan, kuliner pengisi perut di saat dingin mudah terlaksana. Singkat waktu saya menemukan sebuah botol BC berbeda dengan lainya. Botol kecil dengan polesan vynil kemasan bercorak hitam menggelitik diri saya untuk menerima tantangan tersebut. Berdasarkan kesimpulan riset sebelumnya, maner menikmati BC tidak boleh sembarangan, apalagi ini adalah level 50 MAx. And it was, terible good. sebagai penikmati kuliner dengan sentuhan BC ini adalah level paling bagus menurut saya. Dengan seditit taburan tendangan pedasnya sangat mengumkan. kembali lagi, bahwa semakin sedikit taburan semakin lama BC ini habis sama dengan HEMAT!. Perut saya tidak terlalu berulah saat menikmati BC-BCan ini, karena berdarkan hasil riset independen menikmati BC harus dengan Manner.


Hingga sekarang ini saya kembali dan tinggal di Padang, stok BC akan selalu hadir di meja dapur. Ada satu varian yang cuku unik bagi saya. Yaitu, BC versi ikan teri.... Pedasnya BC dengan irisan ikan teri yang asin gurih nyoi, menjadi teman asik nasi telur dikala situasi proletar memuncak. Riset tetap berlanjut saat kembali ke kota Padang. Perbedaan BC akan terjadi ketika memasak BC sebagai bahan masakan ataupun sebagai taburan akhir. BC sebagai taburan akhir akan terasa pedas maksimal sedangakan BC yang menjadi bahan masakan pedasnya agak berkurang. so it was some choice for some mf.

Riset ini pun di tutup dengan kesimpulan yang tidak dapat ditemui di judul lain. Ratusan trilliun dan tahun waktu cahaya sudah terlewati. Dapat ditarik kesimpulan bahwa "tidak semua lidah sama". Ini terjadi karena teman-teman saya berkunjung ke kosan ataupun yang mengetahui saya memiliki BC sebagai toping, tidak habis pikir. Mereka pun kebnayakn memilih tingkat Level 15 is enought for them. Fuck them, lidah gue lidah gue, lagian berdasarkan riset, Manner is matter to enjoy this product.

Jalan mencari kehematan diri, meggelola pengeluaran adalah basic skill yang harus kita miliki. ketika dahulu para orang tua kita memilih menanam cabe hijau di rumah, kehematan selera jiwa pun terpenuhi. Sekarang kita harus berinve....


 

5 SKIZOID: Bon Chilli Damante El Toro!        Kali ini saya akan menceritakan hal-hal yang sangat pedas. Ya, sepedas perlakuan pemerintah kepada rakyat kecil, menestakan air mata ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>