+ -

BANNER

BANNER

Jumat, 02 September 2016

Beb dan Ke-kucing-anya

     Setelah seminggu belakangan Si Beb tak pernah berhenti berlarian diatap rumah sembari me-ngeong keras. Sekarang Si Beb lebih memilih meringkuk di atas baju bekas yang kutaruh untuknya, salah satu kakinya sedikit keliatan bengkak. Kucing jantan yang sombong ini adalah kucing yang dibesarkan bersama kucing berbulu lebat sejak kecil, namun hanya Si Beb yang bertahan. 


      Sejak kecil aku menyukai makhluk yang kabarnya terkenal arogan dan gengsian ini, karena tiga hal. Pertama cerita dari nenek bahwa ayahku adalah seorang pecinta kucing waktu kecilnya, nenekku bercerita sambing terkekeh tatkala kalimat "ayahmu membawa tidur kucing dekil, dan membuat paman-pamanmu kelebatan". 

      Kedua ketika waktu masih SD, aku melihat mendiang kakekku memegangi kepala seekor kucing besar yang sedang kesusahan melepaskan tulang ikan yang tersangkut di giginya. Kejadian itu tepat beberapa meter dari gerbang rumah, kakekku berpakaian rapi hendak kepasar masih sempat-sempatnya membantu seekor kucing yang sedang kepayahan, mengambilkan tulang yang tersangkut dimulut kucing, dan hal itu berhasil. 

      Kemudian Tiwi, seekor  kucing betina berekor pendek ditemukan mengeong tengah malam bersama tiga saudaranya yang lain. Tanteku yang menemukan membersihkan tiwi dan saudaranya, aku masih ingat ketika dua tanteku yang masih kuliah menyusui anak kucing tersebut dengan plastik yang ujungnya dipotong kecil, hanya Tiwi yang bertahan. suatu hari Tiwi yang telah tua dan ingusan duduk didepan rumah dengan nyaman, aku memperhatikanya dan menanyakan keadaan Tiwi kepada nenek, "Tiwi itu sudah tua jangan diganggu" ujar nenekku. Tiwi tidak pernah membiarkan seekor kucing manapun masuk kerumah, tampaknya tiwi juga tidak menyukai kucing jantan sehingga ia tak pernah memiliki anak-anak yang lucu. Aku tak heran, karena aku pernah mendengar nenekku berkata bahwa tiwi kucing mandul karena ekornya pendek. Ingusan dan renta, terakhir kalinya aku melihat tiwi dan tak pernah mucul lagi sejak ia duduk di depan rumah. Paman dan tanteku waktu itu menanyakan Tiwi, dan was-was jika terjadi apa-apa denganya. Tak heran jika mereka sama sepertiku menunggu kedatangan Tiwi untuk kembali pulang, kucing yang setiap minggu dimandikan, kucing lucu suka memakan roti tawar dan sayur, kucing lucu yang diperbolehkan membuat bekas cembung di salah satu sofa kami. "Tiwi itu kucing yang hebat menangkap tikus dan tidak pernah membuat onar" terang nenekku, setelah beberapa lama ia tak kembali. Ketika bermain, dan sepulang sekolah aku sering melihat kucing putih dengan tanda bulu hitam seperti avatar dikepalanya, ketika aku dekati para kucing itu menjauh, benar ia bukan Tiwi, jika benar Tiwi ia pasti mengeong kepadaku. 

      Memang mereka itu arogan dan gengsian, tidak mau diperintah dan harus mengikuti kemauanya. Entah kenapa tetap saja dituruti, lebih pintar siapa hayo?. Bagi sebagian orang kucing maupun hewan peliharaan lain adalah teman, teman mana yang tidak bisa berdamai dengan perilaku temanya?. Seperti sahabat, kadang kelakuan jelek-nya pun dapat diterima walaupun kadang diluar nalar. Ingin diusap, diambilkan makanan, dikeringkan sesudah mandi, dan masih banyak lainya yang mau-maunya dilakukan oleh kita untuk si kucing. Mungkin saja kucing mempunyai nila Cute tersendiri, walaupun seekor kucing kampung yang pipis sembarangan. 

      Panggil saja Beb, nama tidak disamarkan. Kucing yang seminggu lalu mondar mandir diatap rumah dan mengeong cukup keras. Helga sepupuku yang baru kelas 3 SD menamainya begitu, tidak hanya beb ada Juga Chipmunk kucing blesteran yang sama umurnya dengan si Beb pemberian teman papanya. Beb dan Chipmunk dibesarkan dirumah, namun Beb juga sering singgah dan menginap di rumah depan, tetanggaku. Karna sering pergi berkuliah jarang sekali aku bisa menemani chipmunk yang notabenenya kucing rumahan, dari semua orang dirumah akulah yang sering berinteraksi dengan chipmunk. Adikku helga dan mamanya tanteku tidak terlalu ngeh dengan keberadaan chipmunk karena super sibuknya. Kucing kecil seperti Chipmunk harus selalu di ajak bermain agar ikatan dan perikunya baik kepada orang di rumah, tetapi semua orang pada sibuk, jadilah si kucing kampung Beb yang menemaninya bergelut. Dan kebetulan mereka sama jantan sehingga tidak ada yang namanya cinta monyet/kucing. Kucing blesteran emang sedikit songong terkadang itulah yang membuatnya ingin digoda, berbeda dengan Si Beb keluyuran.

      Jadwal kuliah makin padat, Chipmunk tidak terperhatikan oleh orang rumah yang sibuk. Si Beb dan chipmunk beranjak remaja, tampaknya Si Beb mengajari Chipmunk untuk berkeluyuran di sekitar komplek. Chipmunk sering bepergian kadang sorepun baru balik pulang, rumornya sih kucing blesteran begitu kalo keluyuran sering diasuh orang lain, karena "siapa yang sanggup menahan ke-cute-tanya". Suatu hari chipmunk tidak pulang, tanteku pikir ia tersesat. setelah beberapa hari kemudian ada pemuda komplek yang melapor ia menemukan Chipmunk dengan keadaan tidak bernyawa di dekat selokan komplek sebelah. Tanteku dan pemuda komplek mengubur Chipmunk di tanah kosong dekat ia ditemukan, kejadian itu saat aku berada di kampus. Menyedihkan sekali hal itu bisa terjadi, kusimpulkan membesarkan seekor kucing tidak berbeda jauh dengan membesarkan anak manusia, mereka butuh kasih sayang dan interaksi, apalagi Chipmunk yang tipe kucing rewel dan butuh perhatian ekstra. Semenjak keberadaan Chipmunk dirumah aku sering bertanya kepada teman-teman dikampus yang juga mempunyai tipe kucing yang sama, mereka tampaknya sangat telaten. kesalahanku terhadap Chipmunk karena lalai. 

      Dengan aneh Beb mondar mandir serta mengeong keras melewati jendela kamarku yang berada dilantai dua, nenekku hampir risih dengan hal itu, apalagi atap seng yang ia lalui berdentang cukup keras keruangan bawah. Kupikir Beb sedang dalam musim kawin, ciyee. Kujelaskan itu pada nenekku, bahwa Beb begitu karna mungkin saja sedang dalam musim kawin, nenekku hanya tertawa mendengar hal itu. Kasihan Si Beb, pikirku dalam hati. Kucing betina yang sempat kekamarku melalui jendela dan menghabiskan lima batang wafer keju reeces* beberapa minggu yang lalupun masih kecil. Tidak ada kucing betina seumuran Beb kulihat mondar mandir di klomplek ini, mungkin karena itu Beb mengeong begitu keras. 

      Aku tidak tau, Beb sepertinya patah hati. Jika kulihat memang populasi kucing lokal alias kucing kampung, mulai sedikit. Menurutku tingkat kemakmuran dan kondisi psikologis masyarakat suatu kota atau daerah dapat dilihat dari kondisi dan populasi kucing. Karena jika pupolasi kucing cukup banyak berarti masyaraktnya mempunyai kondisi pskologis yang baik, tidak menganiaya kucing, membunuh mereka dengan kejam lalu meng upload-nya ke jejaring sosial. dan jika kondisi kucing cukup sehat gemuk, bisa jadi masyarakatnya makmur, banyak sisa makanan, kalo psikolgisnya baik dan makmur tentu saja masyarakat tidak akan membiarkan kucing kampung nan lucu tapi rewel tersebut kelaparan, ya kan?. namun jika masyarakatnya makmur tapi psikologisnya down entahlah, inipun baru cuman kucing kampung. 
       
      Tau aku menulis tentang dirinya yang sedang ngejoms dan terkulai, Beb memilih untuk menenangkan diri keluar melalui jendela. Ia tak sanggup melompat, aku gendong dan kutaruh ia di jendela yang sengaja ku buka agar kamarku sejuk. dengan langkah gontai dan tertatih beb berjalan di atas dinginya atap seng malam. Kucing jantan apalagi kucing kampung memiliki daya tahan fisik yang baik. Beb-kan kucing jantan sering berkelahi dan membuat onar di dunia per-kucing-an, kubiarkan saja ia, karnapun ia tak mau kugendong seperti waktu kecil. Semoga saja Beb menemukan pasanganya di zaman yang serba susah ini, atau Beb sudah punya tetapi bertepuk sebelah tangan, atau Beb sudah lelah berjuang hingga terluka dan kucing betina itu tidak mau lagi denganya. Memilukan sekali, tidak mungkin! itukan cuman pikirku saja, kan yang sering keluyuran ya Si Beb.
5 SKIZOID: Beb dan Ke-kucing-anya      Setelah seminggu belakangan Si Beb tak pernah berhenti berlarian diatap rumah sembari me-ngeong keras. Sekarang Si Beb lebih memilih ...

10 komentar:

  1. Apakah endingnya diangkat dari kisah pribadi penulis?? Ehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. lah yang mana? cinta bertepuk sebelah tangan, atau sudah lelah berjuang?... hahah...

      Hapus
    2. sepertinya kamu harus baca buku "Panduan Membunuh Masa Lalu" deh.

      Hapus
    3. hahaha masukan yang bagus.. :D

      Hapus
    4. hahaha. Kalo masukannya bagus, bilang makasi dong ;D

      Hapus
  2. malam ini, aku kembali membaca kisah si Beb, tapi entah kenapa sekarang aku merasa ada yang berbeda. Beb sudah punya banyak kawan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sejak meninggalkan kampung halaman akhir februari lalu, aku kadang teringat si beb. yang selalu menemaniku begadang bikin tugas dan kerja sampai tengah malam. Entah bagaimana keadaanya sekarang, semoga makin baik dan banya kawan... :)

      Hapus
  3. Semoga saja. Ngomongngomong betapa umur si Beb sekarang?

    BalasHapus

< >