+ -

BANNER

BANNER

Senin, 09 Desember 2013

Sebuah Cerita Tentang KBM



Saya bukan mahasiswa baru di kampus Saya saat ini, dan saat menjadi mahasiswa baru dulu Saya tidak mengikuti 2 acara KBM (Kemah Bakti Mahasiswa). Ada 2 acara KBM untuk jurusan dan prodi. Saya memiih untuk tidak mengikuti keduanya karna suatu alasan.


Alasanya simple, karna tidak terlalu membawa manfaat. Mengapa saya berpikir KBM tersebut tidak membawa manfaat?. Sebelum hari acara dimulai yaitu kemah jurusan, saya mencari informasi tentang urutan kegiatan dan dari senior yang dekat dengan Saya. Dari keseluruhan kegiatan tidak ada yang begitu menarik dan mendatangkan sisi positif. Jadilah Saya tidak mengikuti KBM untuk jurusan.

Setelah KBM tersebut selesai, banyak dari teman2 Saya mengakatan bahwa kegiatan itu menarik. Saya heran, dan mencari tau dimana letak menariknya. Dari semua teman seangkatan yang saat itu masih botak - botak benar bahwasanya kegiatan itu menyenangkan. 

Acara yang menyenangkan tersebut adalah bisa berkenalan dengan mahasiswa seangkatan dan senior, bahwasanya mempunyai kenalan banyak adalah tujuan yang mereka cari. Saya tau jika memiliki kenalan yang banyak respek lingkungan kampus terhadap Kita akan meningkat dan informasi seputar kampus-pun mudah didapat. Berikutnya adalah acara hiburan tentunya, dimana para senior membuat acara musik dengan mengundang penyanyi. Alunan musik regae dan dangdut memeriahkan malam penutupan KBM. Acara yang paling memorial adalah makan bareng, yaitu makan dengan satu tempat bealasan daun pisang. Nasi ditaruh dengan sambal diatas daun pisang yang disusun memanjang. Kemudian para maba makan tangan berdempetan. dikampus Saya sampai saat ini kegiatan makan bareng masih tetap dilakukan ketika berkumpul mengerjakan pameran dan acara sejenis. Karena Saya kuliah di jurusan seni dengan prodi desain mungkin hal ini memang sudah menjadi budaya tersendiri. 

Tidak dipungkiri Sayapun cukup menyesal tidak mengikuti acara kampus tersebut yang seyogyanya diwajibkan. Ada yang suka dan ada yang tidak. Teman-teman seangkatan walaupun jumlah tidak terlalu banyak. menyatakan tidak suka. Alasan mereka adalah tidak mendidik, menghabiskan waktu, dan lainya. Dari mereka yang tidak setuju pernyataan yang paling mencolok adalah kegiatan yang aneh. seperti gosok gigi dengan satu sikat bergantian, berbagi permen karet dari mulut kemulut. Memakan satu biji petai selang 2 jam, menggosok ketiak teman degan tangan saat  berhadapan, dll.

Di KBM berikutnya yang diadakan untuk Prodi saya tidak mau mengikutinya. Kali ini saya benar mau untuk tidak mnegikuti. Sebelum acara di mulai para senior menagih maba dengan iuran yang harus dipenuhi, saya mendapat cacian dari senior karna besikukuh tidam membayar. “oi lu mau bayar ngak?, ini acar kita untuk kita. Bod** kampre* lu!!!”. Mendengar cacian itu Saya hanya diam dan pergi dari kelas takut2 Saya dikeroyok, teman teman yang lainpun tidak ada yang bertindak. Saat itu saya juga bekerja di sebuah advertising di kota saya, untuk memenuhi biaya hidup dan biaya tugas. 

Kembali ke topik. Cerita – cerita dari teman seangkatan membuat saya benar2 tidak mau untuk mengikuti walapun kantor tempat saya bekerja telah memberikan izin penuh untuk semua kegiatan perkuliahan, dengan harus menerima dampat pemotongan gaji dalam waktu kerja. Cerita setelah KBM prodi hampir sama dengan cerita sebelumnya. Keaadaan sontak berusah menjadi medan tempur, Saya dan beberapa orang yang sepemikiran, berbeda alasan, menjadi buronan senior. Untung saya telah mempelajari seluk beluk bangunan kampus hingga lolos dari senior. Teman – teman seangkatan dari prodi pendidikan dan desain kedapatan oleh senior, ternayta ada lebih kurang dua puluh mahasiswa. Mereka disuruh untuk berendam setengah badan di sebuah sungai pembuangan yang terletak tidak jauh di belakang kampus. Ukuran sungai dengan lebar kira – kira 15 meter,  air yang terkadang hitam pekat menjadi teman meraka pulang waktu itu.  Entah apa yang terjadi dengan mereka sore itu.
Ada kejadia lain yang terjadi saat PKKMB (perkenalan kehidupan kampus mahasiswa baru) bagian jurusan. Terjadi baku hantam antar teman saya dengan senior. Teman saya mengaku di paksa secara tidak menyenangkan hinnga terjadi baku hantam. Saya pernah melihat teman seangkatan saya ditendang di depan saya menyulut Saya untuk bicara, “kak, kalo mau ngerapiin jangan tendang – tendang donk, kasian. Lagian ini udah nyesek banget..” tutur saya kepada salah seorang senior dalam hiruk pikuk suara yang lain.

Saat ini, semua kejadian tentang KBM tidak terlalu bermanfaat. Berdalih dari tujuan para senior memnbentuk mental yang kuat ternayata ada keinginan terselubung. Tak jarang mereka berlaku fisik agar mereka di segani oleh junior. Itukah yang kita inginkan?. Banyak cara menjadikan negeri kita ditumbuhi dengan orang2 yang berpikir logis minim kekerasan.  Saya sebagai senior lebih memilih kata – kata yang membuat mereka percaya diri akan karya dan tujuan mereka. Saat para junior menemui saya untuk memberikan tanda tangan, saya membarikan mereka tanpa ada permintaan hanya dengan senyum. Saya percaya bahwa tindakan tanpa kekerasan terhadap adik2 adik saya  akan menjadikan mental mereka kuat. 

Saya tidak akan menyita aksesories junior saya, saya lebih suka mereka menekspresikan diri mereka dengan pa yang sedang mereka inginkan. Itu keinginan mereka untuk berekspresi, belajar dan berkomunikas, kita para sehior membimbing dan mngingatkan kenyamanan mereka berada dilingkungan kampus. Hingga saat mereka mengantikan posisi senior pengalaman2 menyenangkan, kreatif, dan tanpa kekerasan akan mereka terapkan kepada adik- adik mereka.

Semua unek – unek saya berlandaskan akan ketidak sukaan saya terhadap kekerasan,  kekerasan bagaimana pun kita menyampaikanya itu tidak akan berhasil membuat orang lain respect. 
Bagaimana kita mengcover para junior agar mereka kreatif, tidak membuat pikiran mereka sama. Kampus bukan taman kanak untuk bermain dengan ayunan dan perosotan. Kampus tempat kita mereka untuk berkomunikasi membentuk diri dengan sifat dan karakter  masing – masing.
Jika benar – benar harus tegas, untuk sifat dan perilaku yang tidak wajar boleh saja. Tetapi tetap tidak dengan kekerasan, memberi mereka pengertian akan lebih baik. Perilaku tidak wajar terjadi karena banyak faktor salah satunya kurangnya perhatian. 

Soal pengetahuan akan kehidupan kampus para junior akan lebih nyaman jika mereka dibimbing dengan kegiatan yang menyenagkan, namun tetap bernilai edukatif. Dari kegiatan yang menyenagkan tiulah mereka mendapati teman dengan cara yang asyik . tapi yang terjadi dahulu saya dan teman2 yang lainya dipaksa harus berkenalan. Alhasil tidak akan menjadi pengalaman mengenakan untuk berkenalan dengan orang lain. 

Masihkah KBM diperlukan, terserah jawaban teman –teman pembaca blog saya. Tapi saya pribadi itu harus di hentikan. Ayo para senior temukan hal baru dalam membimbing junior kita.   

Intinya yang coba saya sampaikan dalam tulisan saya ini adalah bubar kan budaya KBM Ospek yang telah banyak diberitakan penuh kekerasan dan memakan korban jiwa. Masih banyak kegiatan kreatif yang kita bisa lakukan pada adik adik kita.

Salah satu berita di forum yang terjadi lebih kurang dua bulang yang lalu. klik disini

untuk adik2 yang masih sekolah dan akan beranjak ke perguruan tinggi tidak perlu cemas dengan apa yang diberitakan, kampus dan acaranya tidak akan membosankan, dan penuh kekerasan. Jikalau kalian berani mengemukakan permasalahan dan ide kalian kepada senior. 

Sekian cerita dan komentar saya. Saya tidak terlalu baik dalam menyampaikan apa yang saya coba sampaikan, sudilah teman-teman pembaca memperbaikinya. Terima kasih.
  
5 SKIZOID: Sebuah Cerita Tentang KBM Saya bukan mahasiswa baru di kampus Saya saat ini, dan saat menjadi mahasiswa baru dulu Saya tidak mengikuti 2 acara KBM (Kemah Bakti ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

< >