+ -

BANNER

BANNER

Minggu, 13 Januari 2013

rendang sore itu


Ini adalah sepenggal cerita yang aku buat dari pengalaman pribadi. Sebenarnya ini ditujukan untuk sebuah kompetisi bertemakan masakan lokal pada saat itu. Dan karena sibuk kuliah dan tugas yang membludak, hingga datangnya hari dead – line aku juga tak bisa menyelesaikanya. 

Suatu hari sekitar jam 1 siang, waktu itu aku sedang duduk melepas penat selepas dari pulang sekolah. aku duduk di sebuah banku kayu di teras rumah, sambil melihat awan – awan yang melayang indah diatas langit.
Saat itu aku tinggal bersama nenekku. Kerana jarak dan sekolahku tidak telalu jauh jadilah aku menetap tinggal bersama nenekku. Neneku yang mempunyai 3 anak laki – laki dan anaknya yang pertama adalah ayahku. Dahulu ada 2 orang pamanku juga disini sekarang salah satu mereka telah berkeluarga dan yang satunya lagi melanjutkan kuliahnya di luar negeri.. Aku masih duduk di bangku SMP kelas 2. Setiap hari yang kujalani bersama nenek ku terasa menyenangkan, seperti pergi berlibur saat musim liburan.

Aku anak pertama dari 3 bersaudara, 2 orang adikku laki – laki dan perempuan. Mereka masih SD pada saat itu. 

 Tiba – tiba nenekku memangil dari arah dapur. Aku segera bergegas menghadapnya. Nenekku ingin aku memarut 3 buah kelapa yang telah ia belah menajadi 2. Kemudian aku bertanya, “untuk apakah kelapa sebayak ini untuk di parut nek ?”. kemudian nenekku berkata, “nenek akan membuat rendang, kamu bantu nenek ya ?” sambil tersenyum ia membujukku. 

Mendengar kata rendang, teringat olehku potongan daging persegi. Dengan kuah kering yang berbentuk taburan coklat. Lidahku langsung merasakan gurih, rasa pedas yangtidak terlalu, dan rekahan daging yang lembut. Membuatku bersemangat untuk memban neneku. 

Sembari aku memarut kelapa neneku mempersiapkan rempah dan bumbu – bumbu rendangnya. Tak lupa ia menggiling cabe merah diatas batu giling. Dengan senang hati aku memarut kepala tadi dengan semangat.

Setelah kelapa tadi selesai diparut, aku berdiri di sudut dapur sembari menyaksikan neneku yang dengan cekatan mempersiapkan rempah dan bumbu rendangnya. Aku juga melihat daging daging yang diletakkan di dalam ember kecil yang sebelumnya sudah di potong dadu besarnya kira – kira 5 x 5 cm. Setelah neneku menyipkan rempah dan bumbu rendangnya, kemudian ia meremas kelapa yang sudah diparut tadi. Ada kejanggalan saat ia meremas kelapa itu, air yang dimasukan ke dalam pinggan Cuma sedikit. Lalu aku bertanya, “kenapa nenek tidak meremas kelapa tadi dengan air yang banyak sehingga banyak air perasanya ?”. lalu nenekku menjawab dengan datar ,“untuk membuat rendang kita tidak butuh santan yang banyak, cukup dengan santan yang kental ”. kemudian aku bertanya kembali, “lho kenapa harus begitu nek ?”. “agar rasanya gurih dan proses rendanya sempurna” sahutnya.

Setelah neneku selesai meremas kelapa tadi. Lalu ia menyiapkan semua rempah dan bumbu kedalam sebuah kuali yang berukuran tidak terlalu besar. Kemudian neneku mengaduk rempah dan bumbu tadi bersamaan ia menuangkan santan kental kedalam kuali. Santan yang bercampur rempah tadi kelihatan berwarna orange kecoklatan. 

Sembari menunggu neneku memasak rendang akupun beranjak ke teras depan dan kembali duduk di bangku kayu tadi. Angin yang sepoi menerpa dedaunan meneriaki irama yang penuh dengan distorsi. Aku ingat saat pertama kali aku memakan rendang buatan neneku itu. Waktu itu aku, neneku dan 2 orang paman ku masih tinggal serumah. Saat rendang pertama di letakkan di meja makan, semua mata saat menyendok lauk yang lain menuju pada rendang. Akupun tak mau kalah menyendok rendang itu terlebih dahulu. Aku tidak tahu masakan itu adalah rendang, jadi aku suap saja kemulutku yang telah terbuka lebar.

Saat aku menyunyah daging rendang itu aku terhanyut dalam kelembutan dagingnya yang empuk. Serta kuah yang setengah kering nan gurih, mataku terpejam bibirku berirama dengan kunyahan yang penuh dengan sensasi rasa. Tanpa sadar aku mengatakan, “masakan apa ini nek? Kok rasanya beda dari masakan yang lain?”. Kedua pamanku tertawa, saat itu mereka masih dalam masa kuliah. Salah satu pamanku berkata, “kamu tau tidak kalo masakan ini sangat istimewa, apa lagi kalo yang membuatnya nenekmu..” ujar pamanku gembira. Aku tersenyum, nenekku memotong, “ah kamu aldi,” katanya sinis. “ini namanya rendang  farel..” ujar nenekku menerangkan. Lalu aku mengangguk dengan gaya sudah paham. 

Itulah yang terlintas dalam pikiranku siang itu. Kemudian aku berlari menuju dapur, karena aku ingin menyaksikan proses pembuatan masakan yang lezat itu. Terlihat nenekku sedang mengaduk rendang yang masih seperti gulai. Kemudian neneku bertanya, “farel, apakah kamu suka rendang ?”. aku mengangguk sambil menarik bibirku. Saat itu aku heran bagaiman rendang itu bisa kering dan gurih pada akhirnya. “kenapa masih ada kuahnya nek ?” tanyaku heran. “kita butuh waktu sekitar 2 jam untuk menjadikanya kering.” Jawab nenekku sambil tetap mengaduk dengan seksama.

Namun cerita ini pun tak pernah aku selesaikan sama sekali. have a nice day. ! :)
5 SKIZOID: rendang sore itu Ini adalah sepenggal cerita yang aku buat dari pengalaman pribadi. Sebenarnya ini ditujukan untuk sebuah kompetisi bertemakan masakan lo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

< >